Sumbangsihku Untuk Indonesia

Ketika saya membaca atau mendengar kata 'sumbangsih' apalagi ditambah kata 'untuk Indonesia', saya langsung berpikir "apa saja ya yang sudah saya berikan untuk negara saya?". Ibarat langsung memutar otak mengingat-ingat apa yang sudah saya berikan dan lakukan untuk Indonesia.

Saya termasuk orang yang sangat menyukai seni. Menggambar, menulis, bernyanyi, menari, senang berkunjung ke pameran atau museum seni. Padahal yang saya kuasai hanyalah menari, itupun hanya satu tarian tradisional, Tari Ratoh Jaroe.

Tarian ini berasal dari ujung Utara Pulau Sumatera, Aceh. Mungkin para remaja perempuan sudah tidak asing lagi mendengar nama tarian khas Aceh itu karena sekarang ini, Tari Ratoh Jaroe sudah sangat terkenal bahkan sering kali tampil di berbagai negara. Tari Ratoh Jaroe adalah perpaduan harmonis antara gerak badan dan tangan. Formasi, kekompakan dan iringan musik Rapa'i menjadi ciri khas dari tarian ini. Eits, jangan samakan Tari Ratoh Jaroe dengan Tari Saman ya, karena Tari Saman ditarikan oleh laki-laki sedangkan Tari Ratoh Jaroe ditarikan oleh perempuan.


Ketika menulis ini, saya jadi teringat pada masa duduk dibangku menengah atas. Banyak sekali pengalaman berharga yang saya dapatkan dari menari. Kita dapat menyatukan perbedaan, melatih kekompakan, serta menumbuhkan rasa solidaritas dan kekeluargaan. Tari Ratoh Jaroe membawa saya ke berbagai tempat di wilayah Jabodetabek. Saya bersama tim (terdiri dari 20 orang penari) sering diundang untuk mengisi acara-acara penting, seperti acara buka puasa bersama anak yatim dan Presiden Joko Widodo, peresmian sebuah perusahaan, acara resepsi pernikahan, sebagai pembuka acara di berbagai kedutaan besar, menampilkan tarian massal Ratoh Jaroe di acara HUT TMII dan mendapat rekor muri bersama 6600 penari, dan masih banyak lagi.


Dari ingatan itu, saya baru menyadari bahwa saya sudah memberikan sesuatu untuk Indonesia, yaitu membantu melestarikan budayanya. Disaat anak remaja masa kini gemar menari tarian modern dengan iringan lagu-lagu yang kekinian, saya lebih memilih untuk mengasah kemampuan saya dibidang seni tari tradisional dan mencoba berlatih dibidang-bidang seni lainnya agar dapat menambah wawasan akan budaya yang dimiliki oleh negara kita, Indonesia. Saya memang hanya menguasai satu tarian saja dari sekian banyaknya tarian tradisional Indonesia, tetapi menurut saya, itu sudah lebih baik daripada tidak sama sekali. Sekarang saya mengerti, memberikan sesuatu untuk negara kita bukan hanya dengan memberikan kekayaan materi, melakukan demo untuk pembelaan yang malah berakhir ricuh, tetapi cukup dengan melestarikan budaya Indonesia agar tetap utuh dan tidak tercampur oleh budaya dari negara asing. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Buku Love Is... Karya Puuung (Da-mi Park)

Evaluasi Buku Miles To Go